Liburan Gratis

jalan2 yuk photo banner-liburan-468x60_zps1d33bfe5.gif

Jumat, 23 Desember 2011

TANAMAN PANGAN


Budidaya Tanaman Serealia
Komoditas Jagung (Zea mays)

     Pengertian tanaman pangan: segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein
     Tanaman palawija: semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering.
     Penggolongan tanaman pangan dan palawija: serealia (padi, jagung dan gandum), legum (kacang tanah, kedelai, kacang hijau), umbi (ubi kayu dan ubi jalar)
     Tanaman semusim: tanaman yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam, misalnya jagung, padi
Tanaman tahunan: tumbuhan yang dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya sukun, sagu
Tamanan pangan dan palawija pada umumnya merupakan tanaman semusim, namun ada beberapa tanaman pangan yang merupakan tanaman tahunan misalnya tanaman sukun, sagu

 
Serealia

        Serealia (Bahasa Inggris: cereal), dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Di Malaysia disebut sebagai bijirin.
        Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet. Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela pohon, atau kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/bijinya.
        Serealia dibudidayakan secara besar-besaran di seluruh dunia, melebihi semua jenis tanaman lain dan menjadi sumber energi bagi manusia dan ternak. Di sebagian negara berkembang, serealia seringkali merupakan satu-satunya sumber karbohidrat.
        Istilah "serealia" diambil dari nama dewi pertanian bangsa Romawi: Ceres.


TAKSONOMI JAGUNG

Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.

JENIS-JENIS JAGUNG

1.        Menurut Umur
a.    Berumur pendek (genjah)        : 75 hari-90 hari, contoh: genjah warangan, genjah kertas, abimanyu, dan arjuna.
b.    Berumur sedang (tengahan)  : 90 hari-120 hari, contoh: malin, pandu, metro sukmaraga, hibrida BISI, hibrida pioner.
c.    Berumur panjang                     : lebih dari 120 hari, contoh: kania putih, bastar kuning, bima dan harapan.
2.      Menurut Bentuk Bijinya
a.    Dent Corn
-            Biasa disebut dengan jagung gigi kuda (Zea mays identata)
-            Biji-bijinya mempunyai bentuk seperti gigi kuda, ditandai lekukannya yang khas pada bagian atas.
-            Lekukan ini dapat terjadi pada saat biji mengering disebabkan oleh pengerutan lapisan tepung yang lunak pada bagian tersebut. Akibat terjadinya proses pengerutan tersebut, biji jagung ini bentuknya menjadi seperti gigi kuda.
-            Warna bijinya ada yang kuning, putih, dan merah.
-            Bentuk tanamannya tegap, tongkol bijinya besar.
-            Jenis tanaman ini kebanyakan berumur panjang sehingga kurang disukai oleh petani
b.    Flint Corn
-            Jagung ini biasanya berukuran sedang dengan bagian atas bulat, tidak berlekuk seperti jagung jenis gigi kuda. Hal ini dikarenakan hampir seluruhnya mengandung lapisan tepung yang keras. Oleh sebab itu jagung jenis ini biasanya disebut jagung mutiara (Zea mays indurata)
-            Warna bijinya ada yang kuning, putih dan merah
-            Bentuk tanamannya tegap
-            Pada umumnya masak lebih cepat
-            Umur tanaman bervariasi
c.    Sweet Corn
-            Biasa disebut jagung manis (Zea mays saccharata)
-            Jagung ini mengandung kadar gula yang cukup tinggi sehingga rasanya manis.
-            Bila dimasak bijinya menjadi keriput (mengerut)
-            Pemeliharaannya harus intensif karena mudah terserang hama penyakit.
-            Penanaman berdampingan dengan jagung biasa sebaiknya diberi jarak minimal sejauh 300m agar kualitas rasa manis tidak menurun.
d.   Pop Corn
-            Jagung jenis ini biasanya disebut jagung brondong (Zea mays everta).
-            Bentuk bijinya agak runcing, kecil, dan keras. Kalau dipanggang/dipanaskan bijinya mudah meletus mekar menjadi brondong.
-            Untuk hasil brondong yang baik kadar air biji sekitar 14%
-            Bijinya ada yang putih dan kuning
-            Hasilnya tidak terlalu tinggi dan tongkolnya juga cukup kecil
e.    Flour Corn
-            Biasa disebut jagung tepung (Zea mays amylacea)
-            Biji jagung ini banyak mengandung zat pati atau tepung
-            Bijinya lunak dan merupakan jenis jagung yang tertua
-            Di Indonesia jarang dibudidayakan
f.     Pod Corn
-            Biasa disebut jagung bungkus (Zea mays tunicata)
-            Jagung jenis ini mempunyai daun pembungkus kelobot ganda, bungkus yang kecil menutupi biji sedangkan kelobot yang besar membungkus tongkol.
g.    Waxy Corn
-            Biasa disebut jagung lilin (Zea mays ceratina), karena warnanya jernih seperti lilin.
-            Bijinya kecil mengkilap serta mengandung zat pati terdiri atas erythrodextrine, tepung dan substansi keras lainnya.
-            Jagung ini dapat menggantikan tepung tapioka.

MORFOLOGI TANAMAN JAGUNG

1.        Akar
-          Akar tanaman jagung berkembang baik pada kondisi tanah yang subur dan gembur. Pada tanah dengan sistem pengolahan tanah yang baik didapatkan jumlah akar yang cukup banyak.
-          Akar terbentuk dari perkecambahan biji, yang keluar pertama kali radicle (akar kecambah, kemudian coleoptile (calon batang). Kurang lebih 10 hari muncul akar adventif yang berfungsi:
a.       Memperkuat berdirinya batang tanaman jagung
b.      Menambah organ penghisap air dan garam-garam tanah
2.        Batang
-          Batang tanaman jagung bulat silindris dan tidak berlubang, padat berisi berkas-berkas pembuluh.
-          Batang beruas-ruas, dan pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas tergantung varietasnya.
-          Jumlah nodia (buku) berkisar 8-48
-          Tinggi jagung bervariasi antara 1m – 3m, jagung berumur genjah sekitar 1m, jagung berumur sedang 1,5m-2m dan jagung berumur dalam bisa lebih dari 2m
-          Diameter batang jagung sekitar 3cm – 4cm
3.        Anakan
-          Anakan jagung bisa terbentuk pada nodia atau buku yang terletak dibawah tanah karena terdapat mata tunas yang dorman (istirahat).
-          Untuk mengurangi atau menghindari tumbuhnya tunas maka dilakukan pembumbunan.
4.        Daun
-          Daun tanaman jagung berbentukun pita dengan tulang daun sejajar.
-          Tangkai daun merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung.
-          Lidah daun terletak di pangkal daun berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari atas ke dalam batang tanaman.
-          Telinga daun terletak di pangkal daun.
-          Helaian daun bentuknya seperti pita yang tipis dan memanjang
-          Jumlah daun sekitar 8-48 helai tergantung varietas
5.        Bunga
-          Bunga jantan terletak di malai bunga ujung tanaman.
-          Bunga betina terdapat pada tongkol jagung, dibungkus oleh kelopak-kelopak bunga sekitar 6-14helai.
-          Tangkai kepala putik merupakan rambut yang berjumbai di ujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung di luar tongkol.
-          Keistimewaan tanaman jagung ialah jumlah ruas pada tongkol sama dengan jumlah ruas tongkol ke atas.
-          Bunga jantan masak terlebih dahulu daripada bunga betina, dan bunga betina hanya siap dibuahi dalam waktu 3 hari saja.
-          Penyerbukan tanaman jagung pada umumnya dibantu oleh angin.
6.        Biji
-          Penyerbukan terjadi dalam waktu 12-28jam kemudian terjadi pembuahan.
-          12 hari setelah keluar rambut tongkol berkembang penuh dan karbohidrat mulai terakumulasi.
-          24 hari setelah keluar rambut, biji berkembang cepat dan pembelahan sel-sel endosperm bertambah.
-          40 hari setelah keluar rambut, embrio masak
-          50 hari setelah keluar rambut, biji masak dan kadar air mulai berkurang
-          Biji jagung yang digunakan untuk benih biasanya hanya bagian tengah saja sekitar 60%, sedangkan ujung tongkol dan pangkal tongkol dikonsumsi karena bobotnya kecil sehingga pertumbuhan awalnya terkadang kurang baik.
-          Khusus jagung hibrida, setelah panen bijinya tidak bisa  digunakan sebagai benih karena jagung turunan hibrida hasil panennya akan menurun.


Fungsi Bagian-Bagian Tanaman Jagung

1.    Akar
a.       Untuk memperkokoh berdirinya tanaman
b.      Menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis
2.    Batang
a.       Tempat pembuluh xylem yang mengangkut zat hara dari tanah dibawa ke daun dan pembuluh floem yang mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian tanaman.
b.      Tempat melekatnya daun, bunga, serta buah
3.    Daun
a.    Sebagai tempat terjadinya fotosintesis
b.    Dapat mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan suhu yang dibutuhkan tanaman.
4.    Bunga
Sebagain alat perkembangbiakan secara generatif, tempat terjadinya proses pembuahan sehingga biji dapat terbentuk
5.    Biji
a.       Tempat cadangan makanan
b.      Calon individu tanaman baru sehingga dapat ditanam digunakan sebagai benih
c.       Sebagai bahan makanan

 
SYARAT TUMBUH
JAGUNG (Zea mays L.)

Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan jagung adalah iklim dan tanah
Faktor Iklim
1.    Suhu
ü  Suhu optimum untuk tanaman jagung sekitar 23°C-27°C,
ü  Suhu yang terlalu tinggi mengganggu proses persarian
ü  Suhu yang terlalu rendah mengakibatkan perkecambahan tertunda
ü  Suhu sekitar 25°C mengakibatkan perkecambahan biji jagung lebih cepat
ü  Suhu > 40°C menyebabkan kerusakan embrio sehingga tidak berkecambah
2. Curah Hujan
ü  Air sangat dibutuhkan oleh tanaman dan memudahkan penyerapan unsur hara oleh akar
ü  Curah hujan erat kaitannya dengan ketersediaan air
ü  Curah hujan ideal untuk tanaman jagung sekitar 250-2000mm/tahun
ü  Akibat hujan yang terlalu banyak pada:
     Masa pertumbuhan tanaman àmasa vegetatifnya lama sehingga umur panen lebih lama
     Sebelum berbunga à banyak tumbuh anakan tidak produktif
     Saat berbunga à tongkol jagung terbuka/tidak tertutup kelobot
     Waktu pemasakan biji à banyak biji busuk menurunkan kualitas panen
ü  Akibat kekurangan hujan:
     Masa pertumbuhan à sel-sel kipas kempes (mengerut), daun menggulung ke atas, mengering dan akhirnya mati
     Saat berbungaà penyerbukan gagal dan merusak daun
     Saat pembentukan bunga jantan sampai pemasakan biji à pembuahan yang terjadi sedikit sehingga pengisian biji tidak sempurna dan jagung menjadi ompong
3. Sinar Matahari
ü  Sinar matahari sangat berguna untuk proses fotosintesis
ü  Hasil jagung yang ditanam ditempat terbuka akan lebih tinggi daripada di tempat terlindung
ü  Intensitas cahaya yang rendah berakibat tanaman jagung tumbuh memanjang, tongkolnya ringan dan bijinya kurang berisi
4. Tinggi Tempat
ü  Jagung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi sampai sekitar 1000m
ü  Keadaan ketinggian tempat erat kaitannya dengan suhu udara, kelembaban dan intensitas penyinaran cahaya matahari

Faktor Tanah
     Tanah mempunyai fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman, selain itu juga berfungsi sebagai tempat persediaan unsur hara, menyediakan udara dan air bagi tanaman
     Tanah yang baik untuk ditanami jagung ialah tanah lempung berdebu, lempung berpasir atau lempung 
     Pada tanah andosol yang kaya humus dan tanah latosol yang kaya bahan organik jagung dapat tumbuh dengan baik asalkan pH memenuhi syarat
     Pada tanah berpasir jagung dapat tumbuh baik jika tersedia unsur hara yang cukup
     Pada tanah berat, misalkan tanah grumosol, jagung dapat tumbuh baik jika tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) diperhatikan
     Derajat kemasaman tanah (pH) yang baik untuk jagung sekitar 5,5 - 7,0
     Tanah yang pHnya kurang dari 5 (masam) disarankan diberikan pengapuran
     Tanah masam mengakibatkan :
-unsur-unsur mikro (Al, Fe, Zn, Mn, Cu) banyak terlarut sehingga meracuni
-unsur P banyak terikat unsur Al dan Fe sehingga tidak terlarut dan tidak dapat terserap oleh akar
     Bila tanah basa ph>7 (alkalis) unsur P terikat Ca sehingga tidak terlarut
 

Pengolahan Tanah Jagung

1.  Pengolahan tanah intensif
-       Bila lahan berupa tanah sawah, pada waktu pengolahan tanah tanaman jagung keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah, tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket sampai tanah menjadi gembur
-       Pengolahan bisa dilakukan dengan cara dibajak, dicangkul atau ditraktor
-       Pada tanah berpasir atau tanah ringan lebih mudah  
-       Pada tanah tegalan biasanya dibersihkan dahulu sisa-sisa tanaman atau gulma yang dapat mengganggu penyerapan unsur hara di dalam tanah
-       Untuk tanah berat yang banyak kelebihan air perlu dibuatkan saluran air agar pertumbuhan jagung baik. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang merugikan pertumbuhan jagung.
2.     Minimum Tillage
Berdasarkan hasil penelitian pada tanah latosol dan andosol dapat dilakukan minimum tillage yaitu pengolahan tanah hanya pada barisan yang akan ditanami jagung saja sedalam 15cm-20cm sampai tanah tidak perlu pengolahan secara keseluruhan.
3.  TOT (Tanpa Olah Tanah)
Penanaman jagung dapat juga dilakukan dengan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) dengan terlebih dahulu dilakukan penyemprotan herbisida, setelah gulma mengering gulma dirobohkan kemudian baru dilakukan penanaman

 

Penyiapan Benih

Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar.

 Pemindahan Benih

Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti Benlate, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Sedangkan bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G.
 
Persyaratan Benih

Varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi tanaman yang berbeda latar belakang genetiknya sehingga didapatkan generasi yang menunjukkan penampilan fisik yang lebih kuat dan lebih memiliki potensi hasil yang melebihi kedua tetuanya.
Beberapa tanaman yang mempunyai varietas hibrida: jagung, padi, kelapa sawit, kakao, tomat, mentimun, cabai, dll.
Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C 1, Hibrida C2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-jenis unggul yang belum lama dikembangkan adalah: CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).

Untuk mendapatkan hasil panen yang baik maka kita harus memperhatikan mutu benih yang akan kita tanam. Ketika akan membeli benih sebaiknya kita memperhitungkan ciri-ciri benih berkualitas antara lain:
1.    Berasal dari induk yang mempunyai sifat genetik baik.
2.    Tidak mengandung penyakit.
3.    Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya, jika bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih.
4.    Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih
       yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.
5.    Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit,
       biji rumput, dan sebagainya.
6.    Kadar air cukup rendah
7.  Benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa
      simpan terlalu lama atau belum kadaluwarsa.
8.    Daya tumbuh 95%
9.    Mempunyai lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu
       menjadi tanaman muda. Untuk melihatnya, kita bisa mengupas salah sebutir benih itu, lalu melihat lembaga dan cadangan makanannya. Kalau lembaganya masih utuh dan besar, maka benih masih mempunyai daya tumbuh yang besar. Demikian pula dengan cadangan makanan, harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan istirahat.

Ciri benih yang baik diatas dapat kita amati, jika kita membeli benih yang belum dikemas. Sedangkan untuk benih yang sudah dikemas dan tidak dapat diamati secara langsung, agar tidak salah dalam memilih benih, cara mengantisipasinya antara lain:
1.        Pilih perusahaan benih yang dapat dipercaya
2.        Lihat label dan tanggal kadaluwarsa benih
3.        Beli benih dalam jumlah sedikit terlebih dahulu kemudian lakukan pengujian sederhana, setelah hasilnya baik baru membeli dalam jumlah besar

 
Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Beberapa pola tanam tanaman jagung yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:
a) Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
c) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas.

3) Jarak tanam
·           Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ≥ 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang).
·           Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
·            Jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang).
·           Jagung hibrida dapat menggunakan jarak tanam 25x75cm setiap lubang ditanam satu tanaman, jarak tanam 75 x 40 cm setiap lubang ditanam dua tanaman atau disesuaikan dengan petunjuk tanam yang ada di kemasan benih.
·           Dapat juga digunakan jarak tanam jajar legowo, yaitu cara tanam dengan bentuk pertanaman yang memberi ruang (barisan yang tidak ditanami). Contoh jajar legowo 2 berarti  jarak tanam dalam barisan 30cm, antar barisan 40cm antar 2 barisan 75cm dengan 2 tanaman per lubang. Sedangkan jajar legowo 3 berarti  jarak tanam dalam barisan 25cm, antar barisan 40cm antar 3 barisan 100cm dengan 1 tanaman per lubang.

4)  Penanaman
Tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.
Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.

Rumus menghitung kebutuhan benih:
M = (L/d1xd2 x 100/pt)  x bsb
                  1000
keterangan:
M         = kebutuhan benih
L          = luas lahan yang akan ditanami
d1        = jarak antar barisan
d2        = jarak antar tanaman dalam barisan
pt         = prosentase tumbuh
jpb       = jumlah benih perlubang
bsb       = berat 1000 butir


 Pemeliharaan Tanaman Jagung

1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah.Hal ini biasanya dilakukan setelah  tanaman berumur 15 hari.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian:
(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung;
(2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar;
(3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma;
(4) pengendalian secara kimiawiinsektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

b) Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian:
(1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman;
(2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah;
(3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.

2. Penyakit
a) Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala:
(1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
(2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi;
(3) pada tanamandewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian:
(1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul;
(3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.

b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan;
(2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab;
(3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.

c) Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yangberwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban pada areal tanam;
(2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit;
(3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung;
(4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi;
(2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar;
(3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.

e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian:
(1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih;
(2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
 

TAKSASI

Taksasi hasil tanaman pertanian biasa diakukan oleh petani untuk memperkirakan jumlah produksi yang akan diperoleh. Sesungguhnya kegiatan ini mempunyai kepentingan tertentu, khususnya berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen tanaman diakukan. Berapa tenaga kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama waktu panen dengan sejumlah produksi yang telah diperkirakan sebelumnya. Terdapat dua metode taksasi hasil produksi tanaman yang biasa
diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian, yang secara prinsip adalah sama, yaitu dengan cara mengambil sampel dari sebagian tanaman.

Metode Berdasarkan Ubinan
Metode ubinan adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong berumpun. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Metode ini biasa dilakukan oleh petani tanaman pangan (padi). Sesungguhnya yang perlu diperhatikan adalah mengapa untuk mentaksasi hasil tanaman padi dilakukan dengan metode berdasarkan ubinan. Kalau diperhatikan bahwa tanaman padi adalah tanaman rumpun dengan jarak yang tidak mudah dipisahkan antara tanaman satu dengan lainnya. Oleh karenanya untuk tanaman yang memiliki sifat rumpun seperti halnya tanaman padi dapat dilakukan taksasi
hasil berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar, tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar.
Oleh karena itu billa tanaman tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman cabe, terong, tomat buah dll.

Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan ubinan adalah sebagai berikut:
- Pastikan luas areal yang akan dipanen.
- Tentukan luas dan jumlah ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas ubin umumnya cukup ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4 m2).
- Jumlah ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang berbeda. Hal ini tergantung dari apakah tanaman tersebut homogen ataukah heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu
ubin saja. Bila heterogen (tanaman tidak merata) bisa diambil lebih dari satu ubin dengan tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin. Jumlah ubin tersebut bias
diperbanyak tergantung dari luasan areal tanaman.
- Panen sejumlah sampel yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk setiap sampel/ubin.
Rumus perhitungan:
Th = (La : Lu) x Hu
Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Lu = Luas ubin
Hu = Hasil ubinan

Metode Berdasarkan Populasi
Metode taksasi berdasarkan populasi adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Merencanakan Taksasi berdasarkan populasi biasa dilakukan untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman dapat dipisahkan. Dengan terpisahnya antar setiap tanaman, maka dapat dengan mudah dalam pengambilan sampel berdasarkan populasi. Tanaman yang biasa dilakukan taksasi hasil adalah tanaman tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan taksasi berdasarkan populasi, seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya.
Adapun langkah cara melakukan taksasi berdasarkan populasi adalah
sebagai berikut:
- Pastikan luas areal tanaman yang akan dipanen.
- Pastikan jarak tanam tanaman.
- Perkirakan prosentase tumbuh tanaman.
- Tetapkan sejumlah tanaman yang akan dipakai sampel.
Jumlah sampel ini tergantung keadaan homoginitas kesehatan tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin banyak populasi tanaman dan atau kurangnya tingkat homoginitas kesehatan tanaman maka sebaiknya sampel yang ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat tumbuhnya.
- Panen tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya untuk setiap sampelnya.
- Rumus Perhitungan:
                                    Th = La x Hs x Pt
                                                     Jt
Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Hs = Rata-rata hasil sampel tanaman
Pt = Prosentase tumbuh tanaman
Jt = Jarak tanam
PANEN JAGUNG

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari
tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati.
1. Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.
Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.
d) Untuk panen masak tua kadar air biji sekitar 25%-30%
2. Cara Panen
Panen sebaiknya dilakukan pada hari yang cerah.
Panen kurang tua menyebabkan butir keriput, sedangkan panen terlalu tua menyebabkan butir rusak meningkat akibat serangan cendawan atau hama waktu masih dipertanaman.
Panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.
Panen dapat juga dilakukan tanpa kelobot untuk efisiensi tempat penampungan jagung.
Jagung yang sehat dipisahkan dari jagung yang terinfeksi dilapangan untuk mencegah terjadinya penyebaran hama dan penyakit.
Untuk memudahkan pengangkutan dan mengurangi kehilangan hasil panen sebaiknya dimasukan dalam wadah.
Setelah sampai tempat penampungan segera dihamparkan di lantai bersih dan kering.
3. Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga.
Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

PASCAPANEN

Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.
1. Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.
2. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air agar memudahkan pemipilan dan meningkatkan daya simpan biji jagung. Pengeringan dilakukan dengan cara:
Pengeringan dengan sinar matahari
Alas penjemur yang digunakan dapat berupa anyaman bambu/tikar, plastik, lantai jemur atau alat lainnya.
Jagung yang dikeringkan bisa berupa tongkol berkelobot yang diikat , tongkol kupas dan jagung pipilan.
Pengeringan tongkol dilakukan sampai kadar biji mencapai sekitar 18% sehingga mudah dipipil tanpa menimbulkan kerusakan.
Jagung pipilan dikeringkan sampai kadar air mencapai 11%-14% (kering simpan)
Pada proses pengeringan tongkol sampai kadar air sekitar 18% tongkol jangan dimasukkan dalam karung untuk waktu yang lama sebab respirasi jagung masih tinggi dan berakibat meningkatkan suhu dan kelembaban, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan cendawan sehinggga akhirnya jagung mengalami kerusakan.
Pengeringan dengan sinar matahari adalah paling baik karena disamping murah, penurunan kadar air secara berangsur-angsur untuk menurunkan kualitas biji, danwarna tetap mengilap.
Pengeringan dengan alat pengering mekanis
Omprongan
Pengeringan dengan aerasi
Pengeringan dengan alat pengeringan mekanis kontinu
3. Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya “memipil” jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

4. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.
Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran butirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.
5. Penyimpanan
Penyimpanan jagung dapat dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot dan dalam bentuk jagung pipilan.
Jagung pipilan dapat disimpan dalam karung goni, karung plastik, bakul besar dari bambu, kotak kayu, atau karung goni yang dilapisi plastik.
Kadar air jagung waktu disimpan harus minimal 14% untuk menghindari tumbuhnya jamur.
Karung-karung sebelum digunakan perlu dibersihkan, dan lebih baik jika dilapisi plastik.
Tumpukan jagung dalam karung di gudang harus diletakkan diatas balok kayu untuk mencegah kontak langsung antara karung dan lantai sehingga jagung tidak lembab dan sirkulasi udara terjamin.
Penyimpanan jagung untuk benih sebaiknya dalam kantong plastik yang kemudian dimasukkan dalam kaleng yang tertutup rapat.
Penyimpanan jagung dalam bentuk tongkol berkelobot dianjurkan hanya untuk jagung yang berkelobotnya menutup seluruh tongkol dan disimpan di atas para-para yang ditempatkan di bawah atap rumah atau di atas dapur.
6. Hama Gudang
Jenis-jenis hama gudang yang dapat menimbulkan kerugian diantaranya: bubuk beras, bubuk gabah, bubuk tepung, ngengat gabah dan ngengat tepung.
Pencegahan hama
-     Pengasapan untuk jagung berkelobot secara periodik
-     Penyemprotan pada alas jemur, karung bekas tempat penyimpanan sebelum jagung dimasukkan dengan insektisida silosan 25 Ecdosis 100ml dalam 15 liter air untuk luas permukaan 100 m2  
-     Sanitasi tempat penyimpanan dari sisa-sisa jagung lama dan kotoran lainnya.
-     Penumpukan karung yang teratur, diatas balok kayu.





1 komentar: